batik gaul mengucapkan terima kasih atas kunjungannya, semoga berma
nfaat, kritik dan saran untuk membangun. Kontak person 085869178752

Minggu, 05 Juni 2011

Batik Tulis Khas Maos Cilacap


Kota Cilacap ternyata juga memiliki potensi besar kerajinan batik seperti kota-kota lain di Jawa Tegah yang merupakan sentra batik terkenal seperti Yogyakarta, Pekalongan , Solo, Rembang, dan Cirebon. Sentra produksi batik di Kabupaten Cilacap terdapat di Kecamatan Maos, yaitu 35 km dari pusat kota. Bati produk desa ini telah mampu menembus "go Internasional", seperti negara Thailand, Singapura, Malaysia, Kanada, dan Ingris. Jangan heran kalau orang-orang negeri tersebut lebih suka mengenakan batik dari Maos, Cilacap karena harganya terjangkau di negeri jiran. 
Soal harga, batik Maos harganya cukup terjangkau, dan dapat bersaing dengan harga batik dari luar daerah. Untuk jenis batik motif khas Maos harganya berkisar Rp 300.000,00-Rp1.800.000,00.  Sedanagkan batik notif kontemporer berkisar Rp150.000,00 - Rp5 jutaaan perpotong. Masalah harga tergantung dari jenis batik dan motifnya. Batik Maos sendiri telah mengukuti sejumlah pameran di luar negeri misalnya di pameran rainforest craffDi Malaysia, AseanCulture di Yordania tahun 2010, dan Indonesia Intergratet di Banglades tahun 2010.
 


Batik Maos diperkirakan sudah ada sejak abad ke-18. Pakemnya tidak berbeda jauh dengan batik asal daerah lain. Hanya saja terkit motif begitu mencolok, dipenuhi bergam filosofi yang benhubungana dengan sandi perang Pangeran Diponegoro tahun 1825-1830.
Contohnya, batik motif Rujak Senthemerupakan lambang kewibawaan pimpinan, motif Kembang Ambring simbol amanah, motif Ladrang Manis yang bermakna kepatuhan laskar Pangeran Diponegoro, dan motif Cebong Kumpul yang merupakan bahasa sandi yang menunjukkan keberadaan laskar Pangeran Diponegoro.Simbol-simbol tersebut sangat berkaitan dengan perang Pangeran Diponegoro di tahun 1825-1830 karena digunakan untuk mengelabuhi pasukan Belanda pada saat itu.

Seperti kota-kota batik lainnya yang mempunyai ciri khas, batik Maos pun memiliki ciri khas warna klasik tersendiri yaitu warna coklat, hitam, dan putih serta waran-warna berani yang mencolok seperti warna biru, hijau, dan kuning. Untuk  motifnya umumnya mengadopsi motif lingkungan sekitar, misalnya tumbuh-tumbuhan, binatang, dan benda-benda alam yang lain seperti klasik Gandasuli, Rujak Senthe, dan motif kontemporer yakni tumbuhan khas Cilacap seperti buah jeruk, buah gowok, dan Sungai Serayu.

Keunikan batik tulis Maos terletak pada motifnya yang tidak ditemui pada batik khas daerah lain. Batik Cilacacp sendiri memiliki motif khas bernama Tirto Tejo Ceplok Wijayakusuma. Motif ini telah menjadi ikon batik di kota Cilacap pada tahun 1980-an.

Jumat, 03 Juni 2011

Perkembangan Batik Indonesia





Batik merupakan suatu seni rupa terapan (kriya) yang ada hampir di sebagian daerah di wilayah Nusantara dengan berbagai corak hias, motif, teknik, dan bahan. Hal tersebut disebabkan batik sebagaianseni kriya dengan bahan tekstil menjadi bagia kebutuhan pokok manusia yaitu kebutuhan sandang.

Bangsa Indonesia sebelum bertemu dengan kebudayan India telah mengenal aturan-aturan untuk menysun syair, mngenal teknik membuat kain batik, mengenal industri logam, menanam padi di saswah dengan jalan pengairan dan suatu pemerintahan yang teratur.

Dari buku Dr. Alfred Steinmann (Profesor Ehnologi Universitas Zurich), Batik, A. Survey of Batik Design, terbitan F. LewisPubliser Limited, 1959 menegaskan sejarah perkembangan batik Nusantara:

a. Pada zaman T'sang dinasti di Cina (620-907 AD), raja Cina sangat tertarik dengan batik sehingga menyuruh ahli seninya berkelilling mempelajari batik di Balkan, Karakorum, dan Turkestan Tim ur.

b. Menurut pendapat Rouuffaer (sarjana Belanda) batik Indonesia berasal dari India Selatan. Tetapi hal itu didasarkan dari lukisan lilliln atau waxresist saja dan tidak memperhatikan perbandingan desai dan waktu perkembangannya peristiwa ;ada masing-masing tempat.

c. Pada tahun 1516 di Plikatdan Gujarat dari pantai utara Malabar (India) dibuat sejenis kain batik secara lukisan lilin. Kemudian kain ini berkembang dan banyak dipasarkan di Malaya dengan sebutan kain Palekat.  

Batik Klasik Tegalan



Batik klasik khas Tegal yang diproduksi oleh perajin batik lebih diminati masyarakat dari pada batik modern. Karena batik bermotif  klasik terasa elegan dan terasa nyaman dipakai. Lagi pula batik motif klasik saat ini semakin populer di kalangan masyarakat. Baik masyarakat bawah, menengah , maupun tingkat atas menyukai batik jenis ini. Imbas dari ini penjualaan kain batik di gerai-gerai  batik maupun di toko-toko batik, di pasar-pasar grosir batik didominasi batik bermotif klasik.  Harga batik tulis motif klasik lebih mahal dari pada batik tulis biasa. Harga batik klasik di pasar grosir mencapai Rp350.000,00- 800.000,00 per potong, sedangkan harga batik biasa Rp 150.000,00 setiap lembarnya. Walaupun saat ini yang banyak dicari batik klasik, tetapi batik tulis biasa tetap diproduksi oleh pengrajin batik. Bahkan batik cap juga masih diproduksi.