batik gaul mengucapkan terima kasih atas kunjungannya, semoga berma
nfaat, kritik dan saran untuk membangun. Kontak person 085869178752

Jumat, 07 Oktober 2011

Cinta Batik = Cinta Nenek Moyang

 

Peringatan hari batik Nasional tiap tanggal 2 Oktober menandai bahwa diakuinya batik Indonesia oleh badan dunia UNESCO sebagai Warisan Kemanusiaan untuk BUdaya Lisan dan Nonbendawi (Mastepieces of the Oral and Intangible Heritage  of Humanity) sejak 2 Oktober 2009 yang lalu. Beberapa hari ini telah diselenggarakan World Batik Summit 2011 di Jakarta. Senin 2 Oktober 2010 peringatan Hari Batik Nasional dipusatkan di Kota Pekalongan. Pada era Orde Baru pada forum APEC di Bogor para pemimpin negara mengenakan batik. bahkan mantan Presiden Afsel Nelson Mandela dikenal sebagai tokoh yang sering memakai batik.


Dalam literatur Eropa, teknik batik kali pertama diceritakan dalam History of Java (London, 1817) karya Sir Thomas Stamford Raffles. Ia pernah menjadi gubernur Inggris di Jawa sesama Napoleon menduduki Belanda. Pada 1873 saudagar Belanda Van Rijekevorsel memberikan selembar batik yang diperolehnya saat berkunjung ke Indonesia ke museum Etnik di Rotterdam.

Minggu, 02 Oktober 2011

Hari Batik Nasional 2 Oktober 2011


Setelah batik dikukuhkan menjadi warisan budaya  (tak benda) oleh ONESCO dua tahun yang lalu, berdampak pada  perkembangan usaha batik di sentra-sentra batik pantura, seperti Kota Pekalongan mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Tetapi sayangnya tidak diimbangi dengan stabilitas harga bahan baku batik seperti gondorukem, kain mori dan bahan bakar minyak yang menjadi bakan utama untuk sarana membatik. Bahkan seolah telah menjadi tradisi menjelang hari raya idul fitri, sejumlah bakan pokok batik tersebut mengalami kenaikan harga yang tidak bisa dicegah.Perkembangan batik di beberapa daerah sentra batik beberapa tahun ini mengalami peingkatan yang luar biasa, mereka berlomba mengingikan daerahnya dijadikan "Kampoeng Batik".
 

Selasa, 16 Agustus 2011

Batik Banyumasan


Selama bertahn-tahun batik Banyumas mengalami keterpurukan ini karena persaingan yang semakin ketat inovasi baru yang dihasilkan oleh perajin dari berbagai sentra-sentra batik. Namun di tengahketatnya persaingan ini, gernerasi penerus dari kalangan pengusaha berupaya mengembalikan kejayaan batik Banyumasan seperti di era tahun 1970-an. Tentunya untuk melestarikan dan meneruskan warisan ini diperlukan dukungan dari berbagai pihak baik pemerintah maupun masyarakat itu sendiri. 

Rabu, 10 Agustus 2011

Batik Pekalongan


Y1341#dress from Multiply.com image 1

Kota Pekalongan sebagai sentra batik mempunyai posisi  tersendiri 
dibanding daerah laian, karena perkembangan batik di Kot Pekalongan sangat pesat baik dari segi corak maupun tekniknya. Hal tersebut disebabkan perajin-perajin batik Pekalongan selalu menacari inovasi. Pekalongan berada di pesisir utara Jawa, dengan letak georgafi tersebut, menyebabkan pertumbuhan kerajinan batik Pekalongan abad ke-15 M tidak jauh berbeda dengan sejarah pertumbuha  batik di kota-kota pesisir Jawa di kawasan timur. Daerah pesosi merupakan daerah lalu lintas ekonomi pada saat itu.
Perkembangan seni batik pesisiran juga dipengaruhi  oleh budaya keraton sebagai pusat pemerintahan. Keraton Cirebon pada masa itu telah menjadi kiblat budaya dan agama bagi penduduk kota-kota pesisir Jawa sebelah barat.  Dalam sejarah batik pesisiran, seperti Pekalongan, Tegal, Indramayu, dan Garut, pola batiknya mengambil pola hias pada keraton Cirebon. Awal pengembangan batik Pekalongan dan batik Cirebon mempunyai hubungan yang  erat.
Batik Pekalongan memiliki kualitas yang bagus dan daya jul tinggi karena motif batik relatif beragam dan selalu baru, dan mempunyai corak yang beragam, memenuhi salera pasar, dan harganya relatif lebih murah. Kemunculan produk batik warna alam mampu memberi warna tersendiri bagi industri batik di Pekalongan dan sekitarnya.























Minggu, 05 Juni 2011

Batik Tulis Khas Maos Cilacap


Kota Cilacap ternyata juga memiliki potensi besar kerajinan batik seperti kota-kota lain di Jawa Tegah yang merupakan sentra batik terkenal seperti Yogyakarta, Pekalongan , Solo, Rembang, dan Cirebon. Sentra produksi batik di Kabupaten Cilacap terdapat di Kecamatan Maos, yaitu 35 km dari pusat kota. Bati produk desa ini telah mampu menembus "go Internasional", seperti negara Thailand, Singapura, Malaysia, Kanada, dan Ingris. Jangan heran kalau orang-orang negeri tersebut lebih suka mengenakan batik dari Maos, Cilacap karena harganya terjangkau di negeri jiran. 
Soal harga, batik Maos harganya cukup terjangkau, dan dapat bersaing dengan harga batik dari luar daerah. Untuk jenis batik motif khas Maos harganya berkisar Rp 300.000,00-Rp1.800.000,00.  Sedanagkan batik notif kontemporer berkisar Rp150.000,00 - Rp5 jutaaan perpotong. Masalah harga tergantung dari jenis batik dan motifnya. Batik Maos sendiri telah mengukuti sejumlah pameran di luar negeri misalnya di pameran rainforest craffDi Malaysia, AseanCulture di Yordania tahun 2010, dan Indonesia Intergratet di Banglades tahun 2010.
 


Batik Maos diperkirakan sudah ada sejak abad ke-18. Pakemnya tidak berbeda jauh dengan batik asal daerah lain. Hanya saja terkit motif begitu mencolok, dipenuhi bergam filosofi yang benhubungana dengan sandi perang Pangeran Diponegoro tahun 1825-1830.
Contohnya, batik motif Rujak Senthemerupakan lambang kewibawaan pimpinan, motif Kembang Ambring simbol amanah, motif Ladrang Manis yang bermakna kepatuhan laskar Pangeran Diponegoro, dan motif Cebong Kumpul yang merupakan bahasa sandi yang menunjukkan keberadaan laskar Pangeran Diponegoro.Simbol-simbol tersebut sangat berkaitan dengan perang Pangeran Diponegoro di tahun 1825-1830 karena digunakan untuk mengelabuhi pasukan Belanda pada saat itu.

Seperti kota-kota batik lainnya yang mempunyai ciri khas, batik Maos pun memiliki ciri khas warna klasik tersendiri yaitu warna coklat, hitam, dan putih serta waran-warna berani yang mencolok seperti warna biru, hijau, dan kuning. Untuk  motifnya umumnya mengadopsi motif lingkungan sekitar, misalnya tumbuh-tumbuhan, binatang, dan benda-benda alam yang lain seperti klasik Gandasuli, Rujak Senthe, dan motif kontemporer yakni tumbuhan khas Cilacap seperti buah jeruk, buah gowok, dan Sungai Serayu.

Keunikan batik tulis Maos terletak pada motifnya yang tidak ditemui pada batik khas daerah lain. Batik Cilacacp sendiri memiliki motif khas bernama Tirto Tejo Ceplok Wijayakusuma. Motif ini telah menjadi ikon batik di kota Cilacap pada tahun 1980-an.

Jumat, 03 Juni 2011

Perkembangan Batik Indonesia





Batik merupakan suatu seni rupa terapan (kriya) yang ada hampir di sebagian daerah di wilayah Nusantara dengan berbagai corak hias, motif, teknik, dan bahan. Hal tersebut disebabkan batik sebagaianseni kriya dengan bahan tekstil menjadi bagia kebutuhan pokok manusia yaitu kebutuhan sandang.

Bangsa Indonesia sebelum bertemu dengan kebudayan India telah mengenal aturan-aturan untuk menysun syair, mngenal teknik membuat kain batik, mengenal industri logam, menanam padi di saswah dengan jalan pengairan dan suatu pemerintahan yang teratur.

Dari buku Dr. Alfred Steinmann (Profesor Ehnologi Universitas Zurich), Batik, A. Survey of Batik Design, terbitan F. LewisPubliser Limited, 1959 menegaskan sejarah perkembangan batik Nusantara:

a. Pada zaman T'sang dinasti di Cina (620-907 AD), raja Cina sangat tertarik dengan batik sehingga menyuruh ahli seninya berkelilling mempelajari batik di Balkan, Karakorum, dan Turkestan Tim ur.

b. Menurut pendapat Rouuffaer (sarjana Belanda) batik Indonesia berasal dari India Selatan. Tetapi hal itu didasarkan dari lukisan lilliln atau waxresist saja dan tidak memperhatikan perbandingan desai dan waktu perkembangannya peristiwa ;ada masing-masing tempat.

c. Pada tahun 1516 di Plikatdan Gujarat dari pantai utara Malabar (India) dibuat sejenis kain batik secara lukisan lilin. Kemudian kain ini berkembang dan banyak dipasarkan di Malaya dengan sebutan kain Palekat.  

Batik Klasik Tegalan



Batik klasik khas Tegal yang diproduksi oleh perajin batik lebih diminati masyarakat dari pada batik modern. Karena batik bermotif  klasik terasa elegan dan terasa nyaman dipakai. Lagi pula batik motif klasik saat ini semakin populer di kalangan masyarakat. Baik masyarakat bawah, menengah , maupun tingkat atas menyukai batik jenis ini. Imbas dari ini penjualaan kain batik di gerai-gerai  batik maupun di toko-toko batik, di pasar-pasar grosir batik didominasi batik bermotif klasik.  Harga batik tulis motif klasik lebih mahal dari pada batik tulis biasa. Harga batik klasik di pasar grosir mencapai Rp350.000,00- 800.000,00 per potong, sedangkan harga batik biasa Rp 150.000,00 setiap lembarnya. Walaupun saat ini yang banyak dicari batik klasik, tetapi batik tulis biasa tetap diproduksi oleh pengrajin batik. Bahkan batik cap juga masih diproduksi.

Jumat, 27 Mei 2011

Batik Klasik Unik

 Batik klasik di Pekalongan sudah jarang diproduksi, namun bagi pemerhati perkembangan batik di kota batik ini masih peduli untuk memproduksi dan mengembangkan kembali meskipun dengan aset yang tebatas saja,  di modifikasi denga motif abstrak. Batik klasik bermotif abstrak ini dapat dijumpai di gerai-gerai batik dan pasar grosir batik. Dalam beberapa bula terakhir ini batik abstrak cukup banyak peminatnya, dan banyak kosumen yang mencarinya karena harganya cukup terjangkau, selain menarik, batim jenis ini mulai populer di masyarakat, baik dikalangan anak-amak muda  dan dewasa, 
Batik klasik abstrak dewasa pria dipasang tarip harga Rp 90.000,00 - Rp 95.000,00 per potong, untuk anak-anak dijual Rp 50.000,00 untuk usia 3-4 tahun dan Rp 60.000,00 untuk anak usia 5 tahun ke atas, sedangkan untuk kain ukuran dua meteran per potong harganya Rp 100.000,00.

Jika dibandingkan dengan batik cap biasa, harga batik klasik abstrak harganya lebih mahal, karena harga batik klasik dengan ukuran yang sama hanya Rp 65.000,00 hingga Rp 70.000,00 per potong. Prosesnya sama-sama dicap, tapi untuk batik klasik abstrak prosesnya cenderung lebih lama makanya harganya pun lebih mahal. Batik klasik abstrak diproduksi dalam dua warna dasar, merah, dan coklat, kemudian dipasarkan ke sentra-sentra pasar batik Solo, Yogyakarta, dan Bandung.



Sabtu, 07 Mei 2011

Batik dengan Warna Alami

 

Penggunaan zat warna alam dari bahan tumbuhan untuk membuat batik sebenarnya sudah dilakukan oleh nenek moyang sejak mereka menciptakan batik pertama. Tak hanya mampu menepis anggapan batik sebgai biang perusak lingkungan ekosistem melainkan hasil produk karyanya mampu dijual dengan harga mahal dibanding zat sintetis atau kimia. Untuk dapat memproduksi batik dengan warna alam membutuhkan waktu cukup lama bahkan sampai membutuhkan waktu sampai dua bulan dalam satu potong kain batik. Dalam proses pewarnaan pun tidak sekali jadi melainkan harus melalui beberapa tahap dan dilakukan secara berulang-ulang sampai 50 kali agar dapat menghasilkan warna yang sempurna sesuai dengan desain motif.   

Kemunculan produk batik warna alam mampu memberi warna tersendiri bagi industri batik di beberapa wilayah sentra batik pantura. Batik warna alam memiliki keunggulan dari pewarnaan sintetis. Sebuah motif 

Perkembangan Batik Lasem jawa Tengah

 
batik_lasem_5
batik_lasem-6 Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah merupakan sakah satu sentra pengrajin dan penghasil batik tulis di wilayah pantura setelah Pekalongan dan Cirebon. Batik Lasem mempunyai spesifikasi yang tidak ada duanya di dunia. Bahka batik Lasem merupakan hasil perpaduan yang bersifat multikultur. Ada budaya Jwa, China, Champa, Belanda, dan Islam. Hasil perpaduan tersebut merupakan andil kedatangan para imigran yang datang ke Lasem pada abad ke-14. Awalnya batik Lasem hanya dipakai oleh orang-orang kalangan elit saja. Tetapi dalam perkembanagannya batik Lasem kemudian merakyat dan ddiproduksi dalam jumlah banyak pada abad ke-16.

Geliat usaha batik Lasem mulai menunjukkan tanda-tanda kebangkitan tahun 2000-an. Setelah UNESCO menetapkan batik sebagai warisan budaya dunia, kemudian kebijaksanaan pemerintah yang menjadikan batik sebgai pakaian nasional, usaha batik tulis Lasem semakin marak, seperti di desa-desa sentra batik lainnya desa Pancur, Karasjajar, Doropayung , dan Dusun Kragan.

Menurut catatan sejarah Babad Lasem, batik tulis Lasem kali pertama dirintis oleh putri Na Li Ni, istri Bi Nang Un, yaitu salah seorang nahkoda kapal dalam armada Laksamana Ceng Ho pada 1413 M. Silang budaya warga China dan pribumi menjadikan batik tulis Lasem semakin kaya motif. Misalnya motif fauna burung hong, peksi huk, naga, kilin, ayam hutan, ikan emas, kijang, keleawar, kupu-kupu, kura-kura, ular, udang, dan kepiting.  Sementara motif lokal misalnya latohan dan watu pecah memberi nuansa tersendiri pada perkembangan motif batik tulis Lasem. Adapun motif jawa yang mempengaruhi batik Lasem adalah motif geometris khas batik kerajaan yanag berkembang di Solo dan Yogyakarta, Banyumas dan Cirebon.Batik Lasem memiliki kekhasan pada pewarnaannya. Perbedaan mencolok batik Lasem terlihat pada warna merah darah ayam, biron (biru tua), dan hijau tua.
 

Batik Antik yang Asyik

 
Indonesia merupakan negara  yang multi etnis dengan berbagai  macam agama dan bahasa serts budaya yang beraneka ragam termasuk motif batik teradisional dan batik modren.


Rabu, 13 April 2011

Batik Antik



    



Batik telah menjadi salah satu budaya Indonesia yang diakui sebagai warisan budaya dunia oleh organisasi pendidikan dan kebudayaan PBB, UNESCO. Namun perkembangan teknologi membuat budaya batik terancam dilupakan oleh sebagian orang. Bangsa Indonesia pun dituntut untuk melestarikan budaya batik khususnya para pengrajin batik yang ada di berbagai pelosok daerah Nusantara.
             
Batik antik makin diminati dan dilirik oleh banyak kalangan, karena memiliki nilai seni dan sejarah tinggi serta mempunyai peran religius bagi agama tertentu. Para pengusaha batik di Kota Pekalongan trfokus untuk mengembangkan batik motif kuno karena mempunyai nilai ritual tertentu. Motif yang diproduksi seperti modifikasi kuna antara batik parang dan papan yang digunakan penganut umat Hindu di Bali untuk ibadah. Corak tersebut masa kini banyak dicari karena setiap minggu di Bali masyarakatnya kerap mengadakan ritual-ritual keagamaan. Yang menjadi ngetren saat ini adalah motif batik SBY banyak konsumen yang mencari motif batik ini, sebab memiliki nilai sejarah bagi masyarakat.

Motif Tambal :
         
Kemeja Batik Lengan Panjang


Batik motif tambal merupakan salah satu motif yang ngetrend tahun lalu untuk digunakan sebagai bahan kemeja. Saat ini motif ini ternyata masih banyak penggemarnya baik dikalangan muda maupun dewasa karena memang batik sangat fleksibel bagi siapa saja, terutama bila digunakan untuk segala acara atau momen-momen di masyarakat. Harganya pun berfariasi cukup terjangkau. Untuk kemeja dewasa cukup dengan harga Rp50.000-Rp75.000,00, sedanagkan untuk pakaian wanita dipatok harga Rp 60.000,00-Rp100.000,00
.                                                   
batik                                           
batik

                                                                                                    
batik tetap anggun dan cantik dipandang, nyaman dipakai, dan tetap enjoy







Sabtu, 26 Maret 2011

Batik Kudus








Beberapa tahun yang lalu badan dunia UNESCO telah merekomendasi bahwa batik Indonesia merupakan warisan dunia, hal ini mendorong kebangkitan batik di sentra-sentra batik Indonesia terutama batik Pantura seperti batik Tegal, batik Pekalonga, batik Kudus, Rembang, Cirebon dan lain-lainya. Batik Kudus yang sempat punah antara tahun 1980-2000, kini mulai bangkit dan ngetren, bakan mulai merambah lintas di kalangan muda, tua dan dipakai dalam berbagai acara resmi maupun pakain bebas di masyarakat.
Saat ini Kudus lebih terkenal dengan industri rorok kreteknya, Namun sebelum itu batik sempat menjadi home industri bagi warga Kudus dan menyembar di berbagai wilayah Tnjung Karang, Dawe, dan Gedog. http://bangjoni.dagdigdug.com

Dari sejumlah beberapa literatur menyebutkan  bahwa batik Kudus mulai lahir pada abad 17, kemudia populer dalam rentang waktu 1880 sampai 1940. Setelah itu sangat jarang ditemui. Akhirnya Batik Kudus kalah bersaing dan tertinggal oleh daerah lain seperti Pekalongan, Tegal, Solo, dan Yogyakarta, dalam waktu 20 tahun Batik Kudus seperti hilang tidak ada.http://hadi.jigsy.com