
Geliat usaha batik Lasem mulai menunjukkan tanda-tanda kebangkitan tahun 2000-an. Setelah UNESCO menetapkan batik sebagai warisan budaya dunia, kemudian kebijaksanaan pemerintah yang menjadikan batik sebgai pakaian nasional, usaha batik tulis Lasem semakin marak, seperti di desa-desa sentra batik lainnya desa Pancur, Karasjajar, Doropayung , dan Dusun Kragan.
Menurut catatan sejarah Babad Lasem, batik tulis Lasem kali pertama dirintis oleh putri Na Li Ni, istri Bi Nang Un, yaitu salah seorang nahkoda kapal dalam armada Laksamana Ceng Ho pada 1413 M. Silang budaya warga China dan pribumi menjadikan batik tulis Lasem semakin kaya motif. Misalnya motif fauna burung hong, peksi huk, naga, kilin, ayam hutan, ikan emas, kijang, keleawar, kupu-kupu, kura-kura, ular, udang, dan kepiting. Sementara motif lokal misalnya latohan dan watu pecah memberi nuansa tersendiri pada perkembangan motif batik tulis Lasem. Adapun motif jawa yang mempengaruhi batik Lasem adalah motif geometris khas batik kerajaan yanag berkembang di Solo dan Yogyakarta, Banyumas dan Cirebon.Batik Lasem memiliki kekhasan pada pewarnaannya. Perbedaan mencolok batik Lasem terlihat pada warna merah darah ayam, biron (biru tua), dan hijau tua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar