batik gaul mengucapkan terima kasih atas kunjungannya, semoga berma
nfaat, kritik dan saran untuk membangun. Kontak person 085869178752

Jumat, 27 Mei 2011

Batik Klasik Unik

 Batik klasik di Pekalongan sudah jarang diproduksi, namun bagi pemerhati perkembangan batik di kota batik ini masih peduli untuk memproduksi dan mengembangkan kembali meskipun dengan aset yang tebatas saja,  di modifikasi denga motif abstrak. Batik klasik bermotif abstrak ini dapat dijumpai di gerai-gerai batik dan pasar grosir batik. Dalam beberapa bula terakhir ini batik abstrak cukup banyak peminatnya, dan banyak kosumen yang mencarinya karena harganya cukup terjangkau, selain menarik, batim jenis ini mulai populer di masyarakat, baik dikalangan anak-amak muda  dan dewasa, 
Batik klasik abstrak dewasa pria dipasang tarip harga Rp 90.000,00 - Rp 95.000,00 per potong, untuk anak-anak dijual Rp 50.000,00 untuk usia 3-4 tahun dan Rp 60.000,00 untuk anak usia 5 tahun ke atas, sedangkan untuk kain ukuran dua meteran per potong harganya Rp 100.000,00.

Jika dibandingkan dengan batik cap biasa, harga batik klasik abstrak harganya lebih mahal, karena harga batik klasik dengan ukuran yang sama hanya Rp 65.000,00 hingga Rp 70.000,00 per potong. Prosesnya sama-sama dicap, tapi untuk batik klasik abstrak prosesnya cenderung lebih lama makanya harganya pun lebih mahal. Batik klasik abstrak diproduksi dalam dua warna dasar, merah, dan coklat, kemudian dipasarkan ke sentra-sentra pasar batik Solo, Yogyakarta, dan Bandung.



Sabtu, 07 Mei 2011

Batik dengan Warna Alami

 

Penggunaan zat warna alam dari bahan tumbuhan untuk membuat batik sebenarnya sudah dilakukan oleh nenek moyang sejak mereka menciptakan batik pertama. Tak hanya mampu menepis anggapan batik sebgai biang perusak lingkungan ekosistem melainkan hasil produk karyanya mampu dijual dengan harga mahal dibanding zat sintetis atau kimia. Untuk dapat memproduksi batik dengan warna alam membutuhkan waktu cukup lama bahkan sampai membutuhkan waktu sampai dua bulan dalam satu potong kain batik. Dalam proses pewarnaan pun tidak sekali jadi melainkan harus melalui beberapa tahap dan dilakukan secara berulang-ulang sampai 50 kali agar dapat menghasilkan warna yang sempurna sesuai dengan desain motif.   

Kemunculan produk batik warna alam mampu memberi warna tersendiri bagi industri batik di beberapa wilayah sentra batik pantura. Batik warna alam memiliki keunggulan dari pewarnaan sintetis. Sebuah motif 

Perkembangan Batik Lasem jawa Tengah

 
batik_lasem_5
batik_lasem-6 Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah merupakan sakah satu sentra pengrajin dan penghasil batik tulis di wilayah pantura setelah Pekalongan dan Cirebon. Batik Lasem mempunyai spesifikasi yang tidak ada duanya di dunia. Bahka batik Lasem merupakan hasil perpaduan yang bersifat multikultur. Ada budaya Jwa, China, Champa, Belanda, dan Islam. Hasil perpaduan tersebut merupakan andil kedatangan para imigran yang datang ke Lasem pada abad ke-14. Awalnya batik Lasem hanya dipakai oleh orang-orang kalangan elit saja. Tetapi dalam perkembanagannya batik Lasem kemudian merakyat dan ddiproduksi dalam jumlah banyak pada abad ke-16.

Geliat usaha batik Lasem mulai menunjukkan tanda-tanda kebangkitan tahun 2000-an. Setelah UNESCO menetapkan batik sebagai warisan budaya dunia, kemudian kebijaksanaan pemerintah yang menjadikan batik sebgai pakaian nasional, usaha batik tulis Lasem semakin marak, seperti di desa-desa sentra batik lainnya desa Pancur, Karasjajar, Doropayung , dan Dusun Kragan.

Menurut catatan sejarah Babad Lasem, batik tulis Lasem kali pertama dirintis oleh putri Na Li Ni, istri Bi Nang Un, yaitu salah seorang nahkoda kapal dalam armada Laksamana Ceng Ho pada 1413 M. Silang budaya warga China dan pribumi menjadikan batik tulis Lasem semakin kaya motif. Misalnya motif fauna burung hong, peksi huk, naga, kilin, ayam hutan, ikan emas, kijang, keleawar, kupu-kupu, kura-kura, ular, udang, dan kepiting.  Sementara motif lokal misalnya latohan dan watu pecah memberi nuansa tersendiri pada perkembangan motif batik tulis Lasem. Adapun motif jawa yang mempengaruhi batik Lasem adalah motif geometris khas batik kerajaan yanag berkembang di Solo dan Yogyakarta, Banyumas dan Cirebon.Batik Lasem memiliki kekhasan pada pewarnaannya. Perbedaan mencolok batik Lasem terlihat pada warna merah darah ayam, biron (biru tua), dan hijau tua.
 

Batik Antik yang Asyik

 
Indonesia merupakan negara  yang multi etnis dengan berbagai  macam agama dan bahasa serts budaya yang beraneka ragam termasuk motif batik teradisional dan batik modren.